Pembatas Ruang

Membatasi Sekaligus Mempercantik Ruangan

Dalam menjalankan aktivitas sehari-hari, kita terbiasa melakukan banyak kegiatan yang bersifat pribadi dalam ruang yang memiliki pembatas. Tujuannya tak lain agar tak ada yang akan menganggu kita. Untuk itulah diperlukan pembatas ruangan. Contoh antara ruang makan dan dapur, ada ruang persiapan saji yang dikenal sebagai pantry. Antara ruang tidur dan kamar mandi, ada ruang wastafel atau ruang rias. Antara halaman depan dan pintu utama terdapat teras sebagai ruang antara. Keberadaan ruang antara ini sangat menambah kerapian dan kenyamanan rumah. Meskipun fungsinya sebagian besar hanya untuk dilewati, sebenarnya ruang antara itu mempunyai fungsi yang amat banyak dan beragam. Di antaranya mengatur lalu lintas dalam rumah.
Seperti kita bisa lihat, selain terdapat ruang-ruang fungsional untuk kegiatan tertentu seperti ruang tidur dan ruang keluarga, di dalam rumah juga diperlukan alur lalu lintas untuk bergerak dan keluar masuk dari ruang ke ruang.
Fungsi pembatas juga melindungi privacy, ruang rias atau ruang wastafel yang memisahkan kamar mandi utama dan kamar tidur utama bisa juga berfungsi sebagai jalan masuk ke kamar tidur itu. Dengan demikian, penghuni kamar yang sedang berada di dalam tidak akan terganggu apabila seseorang masuk dan membuka pintu. Ini karena pintu terbuka tidak langsung ke kamar tidur, melainkan ke ruang perantara.
Fungsi lainnya yakni fungsi peredam. Pantry meredam kebisingan, hawa panas, asap, dan bau kurang sedap dari dapur ke ruang makan. Ruang wastafel atau ruang rias meredam kelembaban, suara-suara tidak nyaman dari kamar mandi ke kamar tidur. Pembatas ruang bisa berupa tembok atau folding door yang cenderung multifungsi. Artinya bisa dibuka ketika kita menginginkan ruangan menjadi lebih luas.
Folding door atau yang juga dikenal dengan istilah Sketsel, menurut Desain Interior, Husni Saleh, terdiri dari dua jenis yakni yang menggunakan sistem lipat dan sistem lurus dengan dudukan kaki di bawahnya.
Kriteria pembatas ruang di ruang pertemuan, berbeda dengan pembatas ruang rumah atau kantor. Untuk di hotel yang memiliki ruang tinggi, kata Husni, dibutuhkan folding door yang terbuat dari alumunium yang dilapisi oleh busa dan kain. Ini agar tiap ruang menjadi kedap suara dan tidak mengganggu antarruang lainnya.
Biasanya folding door di hotel memiliki lebar sekitar 1,5 meter dengan tinggi 3,5 meter. Untuk mempermudah gerakannya, setiap dudukan bawah dan atas diberi roda sehingga mudah digeser.
Sementara untuk di rumah lebih baik menggunakan folding door yang berbahan dasar kayu solid dengan lebar sekitar 50 sentimeter dan tinggi 1,75 meter. Folding door untuk di rumah biasa digunakan sebagai pembatas antara ruang tamu dengan ruang tengah, atau meja makan sesuai dengan keinginan pemilik.
Untuk pembatas ruang kantor atau rumah, dapat digunakan folding door berbahan dasar kayu solid. Biasanya digunakan untuk membatasi ruang rapat, agar bisa difungsikan sebagai ruang rapat yang lebih kecil atau bisa diperlebar jika rapatnya melibatkan seluruh anggota kantor.
Sementara untuk folding door yang lurus dan permanen biasanya terbuat dari kayu. Namun folding door jenis ini mempunyai tekstur yang transparan karena biasanya bolong-bolong atau menggunakan bahan kaca yang diberi gambar. (Yuliana)

(Sumber: www.suarakarya-online.com, 6 Oktober 2005)

( Jasa Bangun Rumah di Jogja )

Artikel lain:

Estetika Sebuah Kamar Mandi
Batu Alam di Ruangan Keluarga
Masalah Yang Sering Timbul Pada Cat Dinding
Furnitur Rumah Modern
Interior Modern Natural
Carpot Menarik Rumah Jadi Cantik
Alumunium dan Baja Ringan
Enaknya Pilih Klasik, Art Deco, atau Modern?
Dinding Bata Tempel Hias Imitasi Dari Bubur Kertas
Dapur Kecil Yang Memikat